Kadang aku ingin menulis seperti sajak manis
Yang pernah kau selipkan pada setumpuk rindu di pintu pagi
Pun ingin kupahat bayanganmu seperti relief abadi di dinding candi
Tapi untuk apa jika hatimu tak lagi di sini
Terbang bersama abu merapi, merepih dan tersapu hujan semalam
Bahkan asa yang sempat terucap
Telah terkubur lahar dingin yang mengendap
Memaksa jiwa mati rasa, mati kata
Di bawah nisan tanpa nama, tanpa taburan bunga
Di antara mayat-mayat hangus dan mengenas
Bagaimana aku harus menepis kenangan itu
Jika gelegar merapi masih melaungkan namamu
Menghujam jantung, menyayat perih
Melengkapi duka para pengungsi
Menatap harap yang tak pasti ...
Bogor, 201110
** DM **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar