Minggu, 03 April 2011

PAGIKU MEMANAH RINDU

Pagi yang melahirkan fajar
Di antara harapan rapi berjajar
Selarik rindu kuselipkan pada seikat mawar
Bersama satu keputusan yang tak bisa lagi ditawar

Demi sebuah janji
Meredam semua mimpi
Bagai angin menghalau mendung
Memaksa air hujan terkurung

Aku tak akan mengaduh
Walau darah menyesap peluh
Karena di ujung panah rindu
Bertahun-tahun hatimu menunggu


Bogor, 160311
** DM **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar