aku tak pernah tahu musim apa yang dialami negeriku saat ini
banyak katak terbirit-birit lari menghindari hujan yang mengguyur bumi
mereka mati siasia setelah kerongkongan kerontangnya lelah meminta sedekah
pepohonan di tepi jalan yang semakin meranggas tak kuasa menampung air tercurah
daun daun gugur, tak ada aroma wangi kembang menebar di taman, semua kuncup layu sebelum bermekaran
dari sudut jendela di sisi yang berbeda
sinar matahari dengan energi panas tertinggi memanggang semua yang terlewati
sebuah kota tergenang air hingga menjadi telaga
perut perut buncit di balik dinding-dinding kumuh menanti vonis Tuhannya
mukjizat datangnya obat, atau berpasrah pada jemputan maut sebelum sempat bertobat
musim apa di negeriku hari ini
aku di sini, masih berdiam ubi
menyaksikan orang-orang besar sibuk mencari alibi!
Purworejo, 130110
** DM **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar