Aku memanggilmu
Dalam kesunyian membalut malam
Saat purnama bersinar bimbang
Menyambut gumpalan kabut
Yang membawa jiwaku di persimpangan
Kau yang mendahului kelahiranku
Pertanda pertaruhan nyawa bermula
Menghilang setelah erang kesakitan
Membuka gerbang untukku si jabang bayi
Menantang kejamnya udara jaman
Duh, kakang kawah…
Janjimu menjaga langkah
Pada setiap jengkal tanah
Kau yang terlahir sesudah lengking tangisku
Hadirkan desah napas kelegaan sang rahim
Wujudmu terkubur di bawah gundukan tanah
Bertabur wewangian kembang kehidupan
Duh, adhi ari-ari…
Dalam ketiadaanmu membimbing laku
Menuntun tapak-tapak tak berjejak
Melewati perjalanan berlikaliku
Berselimut sunyi sebuah tanya terus mencari
Mengapa sudutsudut jiwaku kosong
Serasa jasadku limbung pandanganku serong
Di mana kau sedulur lanang sedulur wadon
Kedua tangan ini bahkan tak mampu merengkuhmu
Atas nama cinta
Aku hidup di atas kehidupanmu
Hanyalah seonggok debu yang menyatu
akan segera kembali melebur bersamamu
menjadi setetes air dan tanah di keabadian waktu
Bogor, 070511
** DM **